Salam,
Setelah postingan Jalan-jalan ke Bali Lagi part 1 yang isinya cuma catper perngetengan dan ke kondangan, tiba saatnya kita mengingat kembali cerita di Nusa Penida 🙆
Nusa Penida, pulau di Timur lautnya Bali ini selalu ada di list tempat untuk dikunjungi tapi gak jadi-jadi. Saya juga baru tahu kalau pulau ini ternyata lagi nge-hits di kalangan muda mudi warganet. Itupun setelah saya pulang ke Malang dan adek ipar saya komen "bagus teh!, lagii ngehits itu...".
Alasan awal merencanakan perjalanan ke sini karena saya pikir di pulau ini suasana pedalaman dan ndeso akan lebih kental dibanding Nusa Lembongan yang mirip-mirip sama Gili Trawangan. Gambaran Nusa Penida yang terkesan desa banget dan akses kemana-mana susah juga lekat karena di beberapa blog yang saya kunjungi, kebanyakan selalu memberi saran "Bawa duit cash, di sana gak ada ATM" atau "Bawa jajanan dari Bali, di sana susah warung", atau "Kalau sewa motor dan mau keliling, pastiin bensin penuh... bensin jarang disana!.
Namun saya dibikin zonk ketika wis kadung belanja perbekalan di minimarket dan ambil duit banyakan, dan begitu berlabuh di Nusa Penida, jeng jeng... Rame! banyak mobil tour parkir, banyak cafe/warung, ada SPBU gede! iyak! SPBU di deket pelabuhan dan ternyata ada beberapa juga di bagian Nusa Penida lainnya.
Kok udah nyampe aja sih ceritanya, Itu caranya ke Nusa Penida gimana? Naek apa? dari Mana?
Balik lagi ke perjalanan menuju Nusa Penida - Setelah saya bilang mas penjaga karcis, saya tukar tiket dan bayar tiket lalu nunggu untuk masuk kapal. Jadwal kapal saya awalnya pukul 1/2 8 pagi, tapi karena kayaknya hari itu lagi rame (padahal hari jumat), jadi lah kapal Angel Billabong berangkat jam 1/2 9 pagi.
Perjalanan dari Sanur ke Nusa Penida hanya 30 menit saja. Gak kerasa, tau-tau sampe. Sesampai di Sana, ternyata ramai sekali!! banyak agen-agen tour yang udah pada nungguin customer nya.
Pelabuhan di Br Nyuh ini bukan pelabuhan besar, dermaga pun bentuknya cuma drum-drum plastik yang dirangkai jadi dermaga apung. Oh iya pas saya turun dari kapal, saya liat babi mati ngambang di laut, kinda sad dan wondering kok bisa sampe nyemplung ke laut itu babi hiks. Kasian. 😥
Di pelabuhan sembari sambil foto-foto dan igs-an, kita pun langsung disambangi ibu-ibu yang ternyata pemilik sewa motor heuheu. Ibu pun ngasih kita kunci tanpa helmet!. saya sempat menanyakan apakah kita dapat Helmet, trus ibunya ketawa "aman di sini mba, gak ada aturan" 😂😂 Iya sih, lampu merah juga gak ada dan jalanan besar pun cuma satu. Jalanan besar di sini lebarnya 2 mobil mepet banget, dan salah satu harus ngalah minggir dan memelan sebentar.
Terus itu motoran banget ke Penginapan?
Yoyoii.., kalau diliat-liat keknya gak jauh-jauh banget ternyata, dan karena jalanan yang kita lewati di tepian laut, we did not really mind to have that long ride :) Mirip kayak kalau motoran di senggigi ... syahdu!.
Karena kita sampai Nusa penida jam 9an, kita isi-isi bensin dulu dan nyari makan dulu. Di sini gak sulit untuk cari makan, di Toya Pakeh lumayan banyak pilihan warung/café, tapi dasar kita pemilih - kita jadinya makan di Kota - sekitar 20 menit dari toya pakeh.
Kota di sini means tempat aktivitas utama para warga - yaitu pasar. dan di Kota ini tempat segala macam barang dan fasilitas ada. Ada rumah sakit, sekolah, bahkan kantor pos. ATM pun ADA!
Makanan di sini juga gak se-over price di Penida - cenderung lebih murah malah dari Bali. Saya makan di tempat makan steak, tapi pesen capcay harnya masih 15ribuan. Makan siang berdua Capcay dan Nasi goreng (Porsi banyak) dan minum kopi2an 50,000IDR saja berdua.
Gak lama, kita lanjut perjalanan ke penginapan. Sampai di penginapan, again saya tercengang karena saya kira ini penginapan gak bakal senyenengin ini 😄. Penginapan ini sudah saya booking kira-kira sebulan sebelum - Free cancellation dan saya dapet harga 380,000IDR/malam sudah include sarapan yang menurut saya porsinya gede dan enak!. Ini penginapan sengaja emang saya pilih karena kalo dari gambar dan review kayaknya sunyi dan sepi and that time... I myself really needed that tranquility.
Penginapan ini namanya Song Cang Bungalow - Kalau kalian search di booking.com, dia udah ada dan ternyata penginapan ini sepertinya baru dan baru punya 3 bungalow. Untuk sampe ke pintu utama, ada tanjakan mayan yg bikin saya turun dari motor karena trust issue sama keahlian motoran abang 🙈. Tapi, It didn't mind me at all as long as I'd have the best place to rest :)
Bungalow saya dan kedua lainnya langsung berhadapan ke laut lepas tempat Sunrise harusnya nongol kalo gak mendung 😂.
Di Penginapan, saya cuma norak-norakan, video call an sama babeh mamah mamer2, dan pamer2 di IG juga :). Istirahat sebentar karena matahari masih bikin gosong, bersih-bersih dan jam 1an (Iya masih terik), kita pun sudah segar and ready to explore Penida.
Kemana aja jadi di hari pertama?
Plan day 1 ini sebenernya Explore Nusa Penida bagian Timur, plannya seperti ini:
Setelah postingan Jalan-jalan ke Bali Lagi part 1 yang isinya cuma catper perngetengan dan ke kondangan, tiba saatnya kita mengingat kembali cerita di Nusa Penida 🙆
Pantai Atuh |
Alasan awal merencanakan perjalanan ke sini karena saya pikir di pulau ini suasana pedalaman dan ndeso akan lebih kental dibanding Nusa Lembongan yang mirip-mirip sama Gili Trawangan. Gambaran Nusa Penida yang terkesan desa banget dan akses kemana-mana susah juga lekat karena di beberapa blog yang saya kunjungi, kebanyakan selalu memberi saran "Bawa duit cash, di sana gak ada ATM" atau "Bawa jajanan dari Bali, di sana susah warung", atau "Kalau sewa motor dan mau keliling, pastiin bensin penuh... bensin jarang disana!.
Namun saya dibikin zonk ketika wis kadung belanja perbekalan di minimarket dan ambil duit banyakan, dan begitu berlabuh di Nusa Penida, jeng jeng... Rame! banyak mobil tour parkir, banyak cafe/warung, ada SPBU gede! iyak! SPBU di deket pelabuhan dan ternyata ada beberapa juga di bagian Nusa Penida lainnya.
Kok udah nyampe aja sih ceritanya, Itu caranya ke Nusa Penida gimana? Naek apa? dari Mana?
Hoo iyes! Jadi pagi-pagi tanpa sarapan, sekitar jam 1/2 7an, saya dan abang sung cus ke Pantai Sanur (iya, pantai sanur tempat Warung Mak Beng berada). Sebelumnya saya sudah booking tiket fastboat ke Nusa Penida melalui Gotravela yg juga melayani tour package dan segala jenis bentuk wisata di Bali. Harga Tiket 90,000IDR/orang/One-way.
Kok tumben ly booking-bookingan? Biasanya go show - go show an
Yaa... karena emang trip ini terencana juga sih, dan waktu itu ada promo tiket mayan lebih murah 10ribu ternyata dari tiket kalo beli langsung di Booth. Dan karena dulu pengalaman juga beli tiket ke Lembongan go show - mayan untung-untungan dan antri yang gak ada antriannya.
Cara booking-nya juga cukup gampang, di Web nya ada kok - tinggal wassap sesuai format pesanan terus nanti bayarnya di loket :) Kalo pas ke loket bingung, nanya aja salah satu petugas di sana, bilang sudah pesan lewat Go Travela. Nanti kita bayarnya bukan di loket tempat orang beli tiket go-show tapi di booth go-travel (Di tempat tunggu Boat Angel Billabong).
Jadwal kapalnya gimana tuh ly?
Inipun ada di web Go Travela, lengkap kok. Ada beberapa pilihan kapal juga. Tergantung kalian mau menepi di pelabuhan mana.
Aduh emang pelabuhannya banyak? Terus enaknya milih ke yang mana?
Jadi, di Nusa Penida ini ada 3 pelabuhan utama yang biasanya dijadikan tempat berlabuh para pelancong: Toya Pakeh, Banjar Nyuh, keduanya ada di Nusa Penida bagian baray dan Sampalan yang ada di Nusa Penida di bagian hampir timur.
Biar ga puyeng, Kalau penginapan kamu di Nusa Penida bagian barat, atau kamu cuma one day trip aja, baiknya kamu pakai fastboat tujuan Toya Pakeh atau Br Nyuh. Ini pelabuhan letaknya berdekatan, jadi sebenernya sama aja kamu mau milih kapal ke Br Nyuh atau ke Toya Pakeh.
Nah kalau kamu nginep di daerah Penida timur, ada kapal dari Sanur ke Sampalan. Pelabuhan Sampalan ini pelabuhan paling utama di Penida karena selain kapal-kapal dari Sanur, Kapal dari Padang Bai yang ngangkut kendaraan juga berlabuh di Sini. Pelabuhan ini lebih berbentuk pelabuhan beneran karena letaknnya juga yang ada di pusat kota Penida.
Yak! ternyata Penida ini ada Kotanya, dan beneran ini mah kayak Bali Mini.
Garis besarnya, kenapa fastboat2 turis banyak yang tujuannnya ke Br Nyuh/Toya Pakeh, karena sebagian besar objek Wisata letaknya di Nusa Penida bagian barat dan selatan.
Saya sendiri, walaupun kemarin penginapan yang saya booking letaknya di Nusa Penida Timur, tapi saya memutuskan untuk ikut fastboat ke Br Nyuh (Kapal Angel Billabong) karena kami perlu sewa motor dan kebanyakan persewaan motor letaknya di Toya Pakeh.
Biar ga puyeng, Kalau penginapan kamu di Nusa Penida bagian barat, atau kamu cuma one day trip aja, baiknya kamu pakai fastboat tujuan Toya Pakeh atau Br Nyuh. Ini pelabuhan letaknya berdekatan, jadi sebenernya sama aja kamu mau milih kapal ke Br Nyuh atau ke Toya Pakeh.
Nah kalau kamu nginep di daerah Penida timur, ada kapal dari Sanur ke Sampalan. Pelabuhan Sampalan ini pelabuhan paling utama di Penida karena selain kapal-kapal dari Sanur, Kapal dari Padang Bai yang ngangkut kendaraan juga berlabuh di Sini. Pelabuhan ini lebih berbentuk pelabuhan beneran karena letaknnya juga yang ada di pusat kota Penida.
Yak! ternyata Penida ini ada Kotanya, dan beneran ini mah kayak Bali Mini.
Garis besarnya, kenapa fastboat2 turis banyak yang tujuannnya ke Br Nyuh/Toya Pakeh, karena sebagian besar objek Wisata letaknya di Nusa Penida bagian barat dan selatan.
Saya sendiri, walaupun kemarin penginapan yang saya booking letaknya di Nusa Penida Timur, tapi saya memutuskan untuk ikut fastboat ke Br Nyuh (Kapal Angel Billabong) karena kami perlu sewa motor dan kebanyakan persewaan motor letaknya di Toya Pakeh.
Kalau mau memahami lebih detail, nih saya caplokkan map Nusa Penida nih :)
Balik lagi ke perjalanan menuju Nusa Penida - Setelah saya bilang mas penjaga karcis, saya tukar tiket dan bayar tiket lalu nunggu untuk masuk kapal. Jadwal kapal saya awalnya pukul 1/2 8 pagi, tapi karena kayaknya hari itu lagi rame (padahal hari jumat), jadi lah kapal Angel Billabong berangkat jam 1/2 9 pagi.
Perjalanan dari Sanur ke Nusa Penida hanya 30 menit saja. Gak kerasa, tau-tau sampe. Sesampai di Sana, ternyata ramai sekali!! banyak agen-agen tour yang udah pada nungguin customer nya.
Pelabuhan di Br Nyuh ini bukan pelabuhan besar, dermaga pun bentuknya cuma drum-drum plastik yang dirangkai jadi dermaga apung. Oh iya pas saya turun dari kapal, saya liat babi mati ngambang di laut, kinda sad dan wondering kok bisa sampe nyemplung ke laut itu babi hiks. Kasian. 😥
Di pelabuhan sembari sambil foto-foto dan igs-an, kita pun langsung disambangi ibu-ibu yang ternyata pemilik sewa motor heuheu. Ibu pun ngasih kita kunci tanpa helmet!. saya sempat menanyakan apakah kita dapat Helmet, trus ibunya ketawa "aman di sini mba, gak ada aturan" 😂😂 Iya sih, lampu merah juga gak ada dan jalanan besar pun cuma satu. Jalanan besar di sini lebarnya 2 mobil mepet banget, dan salah satu harus ngalah minggir dan memelan sebentar.
Terus itu motoran banget ke Penginapan?
Yoyoii.., kalau diliat-liat keknya gak jauh-jauh banget ternyata, dan karena jalanan yang kita lewati di tepian laut, we did not really mind to have that long ride :) Mirip kayak kalau motoran di senggigi ... syahdu!.
Karena kita sampai Nusa penida jam 9an, kita isi-isi bensin dulu dan nyari makan dulu. Di sini gak sulit untuk cari makan, di Toya Pakeh lumayan banyak pilihan warung/café, tapi dasar kita pemilih - kita jadinya makan di Kota - sekitar 20 menit dari toya pakeh.
Kota di sini means tempat aktivitas utama para warga - yaitu pasar. dan di Kota ini tempat segala macam barang dan fasilitas ada. Ada rumah sakit, sekolah, bahkan kantor pos. ATM pun ADA!
Penida Kota dan mamang ojol :D |
Makanan di sini juga gak se-over price di Penida - cenderung lebih murah malah dari Bali. Saya makan di tempat makan steak, tapi pesen capcay harnya masih 15ribuan. Makan siang berdua Capcay dan Nasi goreng (Porsi banyak) dan minum kopi2an 50,000IDR saja berdua.
Gak lama, kita lanjut perjalanan ke penginapan. Sampai di penginapan, again saya tercengang karena saya kira ini penginapan gak bakal senyenengin ini 😄. Penginapan ini sudah saya booking kira-kira sebulan sebelum - Free cancellation dan saya dapet harga 380,000IDR/malam sudah include sarapan yang menurut saya porsinya gede dan enak!. Ini penginapan sengaja emang saya pilih karena kalo dari gambar dan review kayaknya sunyi dan sepi and that time... I myself really needed that tranquility.
Penginapan ini namanya Song Cang Bungalow - Kalau kalian search di booking.com, dia udah ada dan ternyata penginapan ini sepertinya baru dan baru punya 3 bungalow. Untuk sampe ke pintu utama, ada tanjakan mayan yg bikin saya turun dari motor karena trust issue sama keahlian motoran abang 🙈. Tapi, It didn't mind me at all as long as I'd have the best place to rest :)
Bungalow saya dan kedua lainnya langsung berhadapan ke laut lepas tempat Sunrise harusnya nongol kalo gak mendung 😂.
Ini Pemandangan dari depan kamar |
Di Penginapan, saya cuma norak-norakan, video call an sama babeh mamah mamer2, dan pamer2 di IG juga :). Istirahat sebentar karena matahari masih bikin gosong, bersih-bersih dan jam 1an (Iya masih terik), kita pun sudah segar and ready to explore Penida.
Kemana aja jadi di hari pertama?
Plan day 1 ini sebenernya Explore Nusa Penida bagian Timur, plannya seperti ini:
- Pantai Atuh
- Pantai Suwehan
- Bukit Teletubbies
- Goa Giri
Tetapi pada kenyataannya cuma berhasil ke dua tempat, dikarenakan usia yang tak bisa bohong, dan perut lapar heuheu *anaknyalaperan*
Jadi, destinasti pertama.... Pantai Atuh atau pantai Dong
Pantai Atuh
Pantai Atuh ini salah satu destinasi wajib kayaknya kalo ke Nusa Penida tapi biasanya yang one day trip bakalan skip tujuan ini karena letaknya yang emang gak serangkaian sama Broken Beach dan T-rex head beach (pantai Kelingking). Pantai Atuh ini pun bukan our top destination to visit, karena tentunya kita paling penasaran sama the Infamous Broken beach dengan Angel Billabongnya dan pantai Kelingking dengan Kepala T-rex nya.
Tapi, I feel like I need to tell you that You Should Visit this Atuh Beach!! Gak maksud buat comparing antar objek wisata, tapi buat kalian yang tidak begitu suka keramaian dan hiruk pikuk manusia, This Atuh beach is the best place to visit!
Jalanan ke Atuh beach ini juga surprisingly a lot easier dibanding jalanan menuju ke Broken Beach ataupun ke Pantai Kelingking.
Di atuh Beach ada apa aja Ly?
Kalau kalian pernah liat postingan objek wisata Nusa Penida yang bentuk pantainya mirip Raja Ampat KW, nah itu dia Pantai Atuh. Bukan Pantai untuk mainan air, dia semacam Uluwatu yang hanya dinikmati dari atas.
Di Atuh beach ini selain ada View Point, di sini juga letak si Rumah Pohon Molenteng. Again kalau kalian pernah liat postingan di IG bali ada bule-bule bikinian foto bertengger di sebuah rumah pohon, nah itu si Molenteng Tree House.
Rumah Pohon Molenteng
Rumah pohon Molenteng ini aslinya adalah salah satu kamar yang disewakan untuk diinepin. Pengen sih kapan-kapan nyoba nginep di sini, walopun kalo nginep di sini, emang beneran jauh dari mana-mana bahahhaha :)). Tapi coba bayangin, kalian bangun tidur, trus buka pintu dan pemandangannya kayak gini:
Foto ini diambil ketika saya bertengger di tangga rumah pohon |
Kalau kata temen saya yang kemarin menikah, dulu ke Pantai Atuh ga ada biaya retribusi apa-apa. Tapi kemarin pas saya ke sana, ada entrance fee udah sama parkir 7,500IDR/Orang. Saya juga liat sudah ada ticket booth lengkap dengan aksesori papan petunjuk jalan kekinian yang isinya himbauan untuk share dan tag Rumah Pohon Molenteng ini. Di depan Ticket booth yang sederhana ini juga ada warung minum yang kehadirannya akan sangat berarti setelah saya kembali dari View point Muahahaha.
Ini ticket booth sederhananya |
Ini dia rumah pohon molenteng spot foto yang iconic itu |
Kok gak kayak mba-mba pake bikini ya... heuu |
A little tips, kalau kalian mau foto caem di spot ini, kayaknya waktu yang tepat buat dateng ke mari pagian deh dikala matahari masih ramah-ramahnya dan nyentrongin kamu dengan cahaya emasnya.
Atuh View Point
Untuk bisa menikmati keindahan hakiki dari pantai Atuh ini, kalian wajib turun dan naik ke Atuh View Point, kalau dari tempat beli tiket dan si rumah pohon, Atuh view point ini adalah sebuah saung di atas sana tempat kamu bisa menikmati keindahan pantai Atuh completely!
Untuk sampai ke view point ini, kita diharuskan melewati serangkaian tangga turun dan kemudian naik, yang sempet bikin jiper dan mempertanyakan kemampuan saya fisik di usia segini.
Tapi, untungnya saya jadi turun, coz If I didn't, I might miss one of the best view in Bali i've ever witnessed *Tsahh*. Kayaknya sih nih ya, dari si rumah pohon molenteng untuk sampai ke view point, butuh waktu sekitaran 15 menitan lah ya dengan kecepatan semampunya. Di sepanjang tangga menuju saung, ada beberapa spot buat ambil foto sebenernya, tapi demi menjaga nafas ini biar teratur, kita skip heu karena yakin di atas lebih bagus view nya.
Sampai di dekat saung, this is what we saw :) Atuh with the big blue and a little temple :)
Waktu itu Atuh beach sepi sekali, awalnya kayaknya cuma saya sama partner yang di sana, sampai kita di saung view point tujuan utama, kita baru liat pengunjung lain cewek-cewek jilbaban (kayaknya sih dari cara jilbabannya, mereka dari Malaysia), tapi mereka cuma sampai tangga turun pertama trus penampakannya gak keliatan lagi.
Baru pas kita udah cukup foto-foto, ada 5 orang mas-mas bul dan mba-mba bul yang ikut meramaikan the greatness of Atuh Cliff.
Perjalanan balik dari si saung ke tempat parkir, was another pain to pay, saya pikir saya yang terlalu cemen dan lemah karena ngerasa capek, tapi ternyata si rombongan mba dan mas bul tadi juga ternyata ngos-ngosan. Aku bahagia, aku tak sendiri :D
Lumayan lama saya dan partner di Atuh beach, nothing much to do there only embracing every scene and moment with the big blue and its friends :)
Bukit Teletubbies
Dari Pantai Atuh, tujuan kita selanjutnya sebenernya mau ke Pantai Suwehan, yang mana sebenernya dari Atuh view point, si batu khas pantai suwehan ini keliatan. Kalau kalian pernah liat foto orang foto di Pantai di Nusa penida yang di tengahnya ada Batu gede - mirip-mirip batu di Pantai Sawarna, nah itu Pantai Suwehan.
Karena, waktu yang tiba-tiba aja udah sore, kita memutuskan skip ke sana karena jarak juga ternyata agak masih lumayan jauhan. Tujuan pun beralih dari Pantai Suwehan ke Bukit teletubbies, abis liat biru-biru, kayaknya manja-manjaan sama yang ijo-ijo sounds perfect, jadi berangkat lah kita ke Bukit teletubbies.
Oia, karena gak ada sinyal kecuali di penginapan, selama perjalanan saya cuma pake gps offline, udah nandain duluan tempat-tempat tujuan di hotel sebelumnya :D.
Kita ke Bukit Teletubbies pun mengandalkan petunjuk dari offline maps kita, karena untuk ke sana, gak ada papan petunjuk yang begitu jelas. Jalanan ke sana, sebenernya bagus, sampai sekitar 500 meter-an sebelum tujuan yang ada di gmap, itu jalanan ebuset, kerikilan dan makadam. Kasian saya saya motornya 😖
Ho iya kayaknya bukit Teletubbies ini belum dijadikan objek wisata resmi, makanya gak ada bayar apa-apa.
Sampai di tujuan, iya saya liat sih bukit mirip-mirip bukit teletubbies tapi gak begitu ijo-ijo banget, terus kalau di instagram orang-orang kan ada tuh spot orang foto di tengah-tengah padang hijau gitu, tapi kok sampai di sana saya gak liat sama sekali spot foto yang memungkinkan kita untuk berada di tengah-tengah hamparan hijau itu, karena itu sisi-sisinya jurang gitu. Atau mungkin ternyata bukit yang saya hampiri itu bukan Bukit teletubbies? 😅
Sempet liat sih beberapa muda mudi lokal di antara semak-semak di suatu lapangan di sana, sempet mau nyoba ke sana, siapa tau itu spot foto yang dimaksud, tapi hamba takut mengganggu keintiman muda/mudi tersebut, jadilah saya urungkan niat. Bengong sejenak mandangin ijo-ijo di sekeliling udah cukup kok buat saya to freshen my sights.
Gak lama-lama di bukit Teletubbies, karena perut yang lapar maksimal, niat kita mampir ke Pura Goa Giri yang sejalan pulang pun kita lewati. Kita pun berencana kembali ke arah penginapan dan cari tempat makan terus sunset-an sekitaran penginapan.
Ho di jalan pulang nemu spot foto lumayan lucu pinggir jalanan, gak tau namanya apa, tapi kayaknya ini tepi laut kalau malem minggu rame sama muda-mudi deh.
Where to eat in Penida
Abis foto-foto bentar di spot foto tepi jalan, kita lanjut perjalanan ke warung jukung :D
Dari penginapan ke arah Kota, lumayan banyak ditemu cafe-cafe/resto dengan sea view, sebenernya tinggal milih aja. Pilihan saya tertuju ke Warung Jukung, yang kayaknya tempatnya lucu dan yang kayaknya udah paling siap buat nerima customer, yang lainnya sepi soalnya.
Warung Jukung ini kalau dari luar, bentuknya kayak cafe mahal tempat tongkrongannya bule-bule yang butuh bir. tapi ternyata setelah lihat buku menu, saya bahagia karena harganya di luar perkiraan, manusiawi abis!. Awalnya saya sudah nabung demi makan enak di pulau sekitaran Bali, karena pengalaman di Lembongan, di sana untuk makan berdua aja 80ribu berdua dan itu cuma dapet cumi saos padang dikit, dan nasi 1 porsi *sigh* dan gak banyak pilihan warung, jadi kita terpaksa makan di warung seafood itu.
Di Warung Jukung, beda banget!! menu beragam dari menu standar nasi goreng - mie goreng yang harganya 15ribu - 25ribuan, sampe menu steak/fish and chips porsi bule-bule yang sekitaran 50-80ribuan, menurut saya harga lumayan ramah :)
I don't know with everyone else, but I definitely will choose this place again to eat when i re-visit this island. The Food, the location, the ambiance was superb!! Pengen makan ditemenin suara Ed trus sambil liat sunset? go to Warung Jukung!! Warung Jukung for lyfe!!
Kalau kalian jalan-jalan ke dalem, Warung jukung ini juga punya tempat makan di pantai trus ada ayunan di laut ala-ala di Gili Trawangan itu :) Ajib!!
Saking betahnya, dan playlist ini warung Ed Sheeran dari album x sampe divide, saya di sini jadi agak lamaan muehehehe, sampe dari udah kenyak trus laper lagi dan pesen lagi muehehehe :) One of the kind of night I really needed back then.
Makin malem, makin rame ini warung, parkiran yang tadinya cuma motor sewaan saya dan partner, sekarang udah penuh sama mobil-mobil tour. Karena sudah ramai, dan udah pengen mandi-mandi, kami pun pulang and wrapped up our first day in this slice of heaven :)
Hati senang, tidur bahagia :D
Sekarang, mari kita review pengeluaran di hari ke-dua di bali:
*Again, ini harga per-couple ya :)
Total hari ke-dua : 1,445,000 IDR :) Jarang-jarang banget ini saya wisata mewah dan makan di tempat enak *kesian*
Thanks Penida, for the chance to know you :*
Untuk sampai ke view point ini, kita diharuskan melewati serangkaian tangga turun dan kemudian naik, yang sempet bikin jiper dan mempertanyakan kemampuan saya fisik di usia segini.
Itu saung di bawah sana adalah tujuan utama kita |
Sampai di dekat saung, this is what we saw :) Atuh with the big blue and a little temple :)
Atuh from the top |
Foto ini diambil by nyantolin hp di pagar kayu dan beberapa kali take sampe pose saya bener |
Spot yang sama dengan foto di atas, beda angle lebih ke atas :) |
Waktu itu Atuh beach sepi sekali, awalnya kayaknya cuma saya sama partner yang di sana, sampai kita di saung view point tujuan utama, kita baru liat pengunjung lain cewek-cewek jilbaban (kayaknya sih dari cara jilbabannya, mereka dari Malaysia), tapi mereka cuma sampai tangga turun pertama trus penampakannya gak keliatan lagi.
Baru pas kita udah cukup foto-foto, ada 5 orang mas-mas bul dan mba-mba bul yang ikut meramaikan the greatness of Atuh Cliff.
Perjalanan balik dari si saung ke tempat parkir, was another pain to pay, saya pikir saya yang terlalu cemen dan lemah karena ngerasa capek, tapi ternyata si rombongan mba dan mas bul tadi juga ternyata ngos-ngosan. Aku bahagia, aku tak sendiri :D
Lumayan lama saya dan partner di Atuh beach, nothing much to do there only embracing every scene and moment with the big blue and its friends :)
Bukit Teletubbies
Dari Pantai Atuh, tujuan kita selanjutnya sebenernya mau ke Pantai Suwehan, yang mana sebenernya dari Atuh view point, si batu khas pantai suwehan ini keliatan. Kalau kalian pernah liat foto orang foto di Pantai di Nusa penida yang di tengahnya ada Batu gede - mirip-mirip batu di Pantai Sawarna, nah itu Pantai Suwehan.
Karena, waktu yang tiba-tiba aja udah sore, kita memutuskan skip ke sana karena jarak juga ternyata agak masih lumayan jauhan. Tujuan pun beralih dari Pantai Suwehan ke Bukit teletubbies, abis liat biru-biru, kayaknya manja-manjaan sama yang ijo-ijo sounds perfect, jadi berangkat lah kita ke Bukit teletubbies.
Oia, karena gak ada sinyal kecuali di penginapan, selama perjalanan saya cuma pake gps offline, udah nandain duluan tempat-tempat tujuan di hotel sebelumnya :D.
Kita ke Bukit Teletubbies pun mengandalkan petunjuk dari offline maps kita, karena untuk ke sana, gak ada papan petunjuk yang begitu jelas. Jalanan ke sana, sebenernya bagus, sampai sekitar 500 meter-an sebelum tujuan yang ada di gmap, itu jalanan ebuset, kerikilan dan makadam. Kasian saya saya motornya 😖
Ho iya kayaknya bukit Teletubbies ini belum dijadikan objek wisata resmi, makanya gak ada bayar apa-apa.
Sampai di tujuan, iya saya liat sih bukit mirip-mirip bukit teletubbies tapi gak begitu ijo-ijo banget, terus kalau di instagram orang-orang kan ada tuh spot orang foto di tengah-tengah padang hijau gitu, tapi kok sampai di sana saya gak liat sama sekali spot foto yang memungkinkan kita untuk berada di tengah-tengah hamparan hijau itu, karena itu sisi-sisinya jurang gitu. Atau mungkin ternyata bukit yang saya hampiri itu bukan Bukit teletubbies? 😅
itu dia bukit teletubbies yang gak begitu teletubbies |
Teletubbies hill on another angle |
Gak lama-lama di bukit Teletubbies, karena perut yang lapar maksimal, niat kita mampir ke Pura Goa Giri yang sejalan pulang pun kita lewati. Kita pun berencana kembali ke arah penginapan dan cari tempat makan terus sunset-an sekitaran penginapan.
Ho di jalan pulang nemu spot foto lumayan lucu pinggir jalanan, gak tau namanya apa, tapi kayaknya ini tepi laut kalau malem minggu rame sama muda-mudi deh.
Ini dia spot foto lucu tepi jalan |
Where to eat in Penida
Abis foto-foto bentar di spot foto tepi jalan, kita lanjut perjalanan ke warung jukung :D
Dari penginapan ke arah Kota, lumayan banyak ditemu cafe-cafe/resto dengan sea view, sebenernya tinggal milih aja. Pilihan saya tertuju ke Warung Jukung, yang kayaknya tempatnya lucu dan yang kayaknya udah paling siap buat nerima customer, yang lainnya sepi soalnya.
Beach bar cesss |
Warung Jukung ini kalau dari luar, bentuknya kayak cafe mahal tempat tongkrongannya bule-bule yang butuh bir. tapi ternyata setelah lihat buku menu, saya bahagia karena harganya di luar perkiraan, manusiawi abis!. Awalnya saya sudah nabung demi makan enak di pulau sekitaran Bali, karena pengalaman di Lembongan, di sana untuk makan berdua aja 80ribu berdua dan itu cuma dapet cumi saos padang dikit, dan nasi 1 porsi *sigh* dan gak banyak pilihan warung, jadi kita terpaksa makan di warung seafood itu.
Di Warung Jukung, beda banget!! menu beragam dari menu standar nasi goreng - mie goreng yang harganya 15ribu - 25ribuan, sampe menu steak/fish and chips porsi bule-bule yang sekitaran 50-80ribuan, menurut saya harga lumayan ramah :)
I don't know with everyone else, but I definitely will choose this place again to eat when i re-visit this island. The Food, the location, the ambiance was superb!! Pengen makan ditemenin suara Ed trus sambil liat sunset? go to Warung Jukung!! Warung Jukung for lyfe!!
Kalau kalian jalan-jalan ke dalem, Warung jukung ini juga punya tempat makan di pantai trus ada ayunan di laut ala-ala di Gili Trawangan itu :) Ajib!!
gambar ini diambil dari meja tempat saya duduk |
Reddish sky and a flock of Jukungs :D |
Saking betahnya, dan playlist ini warung Ed Sheeran dari album x sampe divide, saya di sini jadi agak lamaan muehehehe, sampe dari udah kenyak trus laper lagi dan pesen lagi muehehehe :) One of the kind of night I really needed back then.
Makin malem, makin rame ini warung, parkiran yang tadinya cuma motor sewaan saya dan partner, sekarang udah penuh sama mobil-mobil tour. Karena sudah ramai, dan udah pengen mandi-mandi, kami pun pulang and wrapped up our first day in this slice of heaven :)
Hati senang, tidur bahagia :D
Sekarang, mari kita review pengeluaran di hari ke-dua di bali:
*Again, ini harga per-couple ya :)
- Tiket Fastboat Sanur - Penida PP : 360,000IDR
- Penginapan Song Cang (2 nights) : 760,000IDR
- Sewa Motor (2 hari) : 120,000IDR
- Makan siang (Warung steak) : 50,000IDR
- Tiket Parkir/masuk Pantai Atuh : 15,000IDR
- Makan Malem di Warung Jukung : 140,000IDR (Capcay, Mie Goreng, Jus 4 gelas, Banana split *banana splitnya yang mihil 40K IDR).
Total hari ke-dua : 1,445,000 IDR :) Jarang-jarang banget ini saya wisata mewah dan makan di tempat enak *kesian*
"Wherever you go becomes a part of you somehow" - Anita Desai
Thanks Penida, for the chance to know you :*
0 comments:
Post a Comment